Tekanan darah bisa berubah-ubah dalam sehari. Namun, tekanan darah yang cenderung tinggi atau rendah bisa menjadi gejala dari kondisi kesehatan yang lebih serius.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa membuat jantung bekerja lebih keras. Sebaliknya, tekanan darah rendah atau hipotensi bisa membuat otak dan jantung kekurangan asupan darah.
Untuk lebih jelasnya, simak perbedaan antara hipertensi dan hipotensi berikut ini.
Perbedaan antara hipertensi dan hipotensi
Disarikan dari Cleveland Clinic dan WebMD, berikut adalah beberapa perbedaan antara hipertensi dan hipotensi yang perlu diketahui.
Penyebab
Penyebab hipertensi tidak diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang akan meningkatkan risikonya, seperti:
Memiliki kebiasaan merokok
Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
Jarang melakukan aktivitas fisik
Mengonsumsi garam secara berlebihan
Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak atau lebih dari satu hingga dua botol per hari
Merasa stres
Memiliki usia lebih dari 65 tahun
Memiliki riwayat darah tinggi di dalam keluarga
Mengidap penyakit ginjal kronis
Memiliki gangguan tiroid dan adrenal
Memiliki gangguan tidur, khususnya apnea tidur atau berhentinya napas sementara ketika tidur
Hipotensi juga tidak memiliki penyebab pasti. Namun, ada beberapa faktor penyebab hipotensi yang umum ditemui, seperti:
Berdiri secara tiba-tiba sehingga tekanan darah tidak cukup untuk menuju ke otak, atau disebut dengan hipotensi ortostatik
Mengalami penyakit sistem saraf pusat, seperti penyakit Parkinson
Mengalami dehidrasi atau kehilangan terlalu banyak darah ketika mengalami kecelakaan
Memiliki kondisi kesehatan tertentu yang mengancam nyawa, seperti gangguan irama jantung atau aritmia, reaksi alergi anafilaksis, dan serangan jantung
Memiliki gangguan jantung dan paru-paru sehingga tidak bekerja secara normal
Mengonsumsi obat untuk mengatasi kondisi kesehatan tertentu, seperti untuk gagal jantung, disfungsi ereksi, dan depresi
Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang
Sedang dalam masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua
Mendapatkan paparan cuaca ekstrem, termasuk cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin
Meskipun umumnya menyerang orang dewasa, khususnya di atas 65 tahun, anak-anak juga bisa mengalami hipertensi dan hipotensi.
Anak-anak biasanya mengalami hipertensi ketika memiliki gangguan dengan ginjal atau jantung, serta memiliki pola hidup yang tidak sehat.
Sedangkan anak-anak yang mengalami hipotensi umumnya disebabkan oleh neurally mediated hypotension atau darah rendah dari sinyal otak yang salah dan umumnya terjadi ketika berdiri terlalu lama.
Gejala
Seseorang yang menderita tekanan darah tinggi umumnya tidak mengalami gejala apapun. Bahkan, beberapa orang tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki hipertensi.
Namun jika tekanan darah mencapai angka 180/120 mmHg atau lebih, akan muncul beberapa gejala hipertensi, seperti:
Mengalami sakit kepala
Mengalami palpitasi jantung sehingga terasa seperti berdebar atau berdenyut dengan lebih cepat
Mengalami mimisan
Beberapa gejala tersebut akan sangat berbahaya sehingga perlu segera mendapatkan bantuan medis.
Penderita yang mengalami tekanan darah rendah umumnya tidak mendapatkan asupan darah yang cukup ke otak. Akibatnya, akan muncul beberapa gejala hipotensi, seperti:
Merasa pusing atau terasa seperti akan pingsan
Tidak sadarkan diri atau pingsan
Merasa mual atau muntah
Mengalami pandangan yang kabur atau tidak jelas
Mengalami napas pendek dan cepat
Merasa kelelahan
Merasa lemas atau lesu
Merasa bingung atau sulit berkonsentrasi
Menjadi lebih mudah tersinggung atau menunjukkan perubahan perilaku
Memiliki kulit yang pucat
Beberapa penderita hipotensi terkadang tidak menunjukkan gejala apapun dan masih tetap bisa beraktivitas secara aktif seperti biasanya.
Penderita hipertensi dan hipotensi umumnya hanya akan mengetahui kondisi yang dialami ketika melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Cara mengatasi
Cara terbaik untuk mengatasi hipertensi dan hipotensi adalah dengan melakukan pola hidup sehat. Ada beberapa pola hidup sehat yang bisa diterapkan sebagai cara mengatasi hipertensi, seperti:
Menurunkan berat badan jika Anda memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
Menghentikan kebiasaan merokok
Mengonsumsi makanan yang bernutrisi, seperti sayur dan buah
Mengurangi asupan gula atau kurang dari 1,500 mg per hari
Berolahraga setidaknya 30 menit sehari
Menjaga berat badan ideal
Membatasi asupan minuman beralkohol
Mengurangi stres, termasuk dengan melakukan meditasi
Beberapa cara mengatasi hipotensi, yakni:
Mengonsumsi makanan yang mengandung garam
Minum air putih lebih banyak, khususnya saat cuaca sedang panas dan ketika sakit
Membatasi konsumsi minuman beralkohol
Mengganti jenis obat yang dikonsumsi jika menyebabkan tekanan darah rendah, namun dengan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu
Berolahraga secara teratur
Lebih berhati-hati ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring
Menggunakan bantal untuk menyangga kepala ketika tidur
Menghindari untuk mengangkat barang yang berat, berdiri dalam waktu lama, dan mengejan ketika buang air besar
Menghindari paparan air panas, seperti ketika mandi
Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering
Dengan mengetahui perbedaan hipertensi dan hipotensi di atas, Anda kemudian bisa mencoba beberapa cara tersebut untuk menurunkan atau menaikkan tekanan darah.
Namun ketika cara tersebut tidak berhasil, Anda diimbau untuk mencari bantuan medis agar bisa mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
Hindari diagnosis pribadi dan lakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur sehingga bisa melakukan
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghindari kondisi yang lebih serius.
Sumber...Kompas.com