Ini Dia, 8 Saran Diet Ini Ngawur Banget!

Media Netizen - Memiliki tubuh ideal adalah mimpi setiap orang. Bukan hanya tuntutan penampilan, tubuh ideal menandakan seseorang betul-betul sadar akan hidup sehat. Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba mencari diet yang efektif biar cepat langsing.


Masalahnya, tidak sedikit diet yang tidak sehat, efeknya hanya jangka pendek, dan bahkan bisa berisiko bagi kesehatan. Akibatnya, diet bisa gagal dan bisa berdampak pada fisik dan mental. Bijaklah dalam memilih, inilah tips diet yang sebaiknya tidak kamu ikuti!

Saran ngawur 1: Selalu sarapan, meski tidak lapar


Sarapan adalah waktu makan yang penting, dan tak jarang banyak orang memaksakan dirinya sarapan walaupun tidak lapar. Padahal, sarapan bukan hal yang menentukan berat badan, lo!


Salah satu dasar dari konsep ini adalah survei National Weight Control Registry di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2012. Melibatkan hampir 3.000 orang, survei tersebut mencatat bahwa partisipan yang tetap langsing selama 5 tahun mengonsumsi sarapan secara reguler.


Malah, berbagai studi menunjukkan bahwa melewatkan sarapan bisa menurunkan berat badan. Melewatkan sarapan bisa diterapkan sebagai bentuk puasa intermiten, program diet yang digadang-gadang sehat dan ampuh menurunkan berat badan.


Selain itu, hal ini dibuktikan lebih jauh dalam sebuah studi di AS yang dimuat dalam jurnal Physiology & Behavior tahun 2013. Pertama, mereka yang melewatkan sarapan mengonsumsi 144 kalori lebih banyak saat makan siang. Namun, pada akhirnya, asupan kalori tetap lebih rendah 408 kalori dibanding mereka yang rutin sarapan.


Perlu diingat, pendekatan sarapan pada masing-masing orang tidak sama. Akan tetapi, jika kamu tidak lapar pada pagi hari, jangan paksa diri untuk makan. Kalau lapar, kamu bisa mengonsumsi makanan tinggi protein sehingga tidak makanan berlebihan saat waktunya makan siang, mengutip Healthline.


Saran ngawur 2: Menghindari timbangan


Sebenarnya, berat badan bisa naik turun dari hari ke hari karena berbagai faktor. Oleh karena itu, saran yang tak jarang terdengar adalah untuk menghindari menimbang badan terus-menerus jika sedang diet karena bisa bikin diet gagal.


Sebuah studi pada 2013 di AS memantau 91 partisipan obesitas selama enam bulan. Hasilnya, kebiasaan menimbang badan setiap hari membuat partisipan mengonsumsi lebih sedikit kalori dan menurunkan 6,6 persen berat badan mereka.


Tidak cukup? Sebuah studi gabungan yang dimuat dalam jurnal PLOS One pada tahun 2014 mencatat bahwa mereka yang obesitas dan tidak menimbang lebih dari satu bulan, terancam mengalami kenaikan berat badan.


Menimbang badan secara rutin bisa memandu seseorang dalam perjalanan dietnya. Selain itu, berbagai studi mematahkan anggapan bahwa terus mengecek angka timbangan bisa berbahaya untuk kesehatan psikis.


Menimbang setiap hari memang bisa membuat waswas. Jika memang kamu merasakannya, kurangi frekuensi menimbang berat badan. Ingatlah bahwa berat badan bisa naik turun setiap hari karena berbagai faktor, dan faktor-faktor tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan penurunan atau kenaikan berat badan, ya!


Saran ngawur 3: Minum jus saja


Puasa jus amat populer karena klaim cepat menurunkan berat badan dan membersihkan tubuh dari racun. Berdasarkan sebuah studi di Korea Selatan pada tahun 2015, konsumsi jus lemon dicampur sedikit sirop kurang dari 500 kalori selama 7 hari bisa menurunkan berat badan dan mengurangi resistansi insulin penyebab diabetes 


Meski begitu, riset mengenai puasa jus masih amat minim. Selain itu, besar kemungkinan bahwa program ini tidak berkelanjutan. Menurut Healthline, diet rendah kalori memang bisa menurunkan berat badan secara cepat, tetapi tidak dalam jangka panjang.


Bukan rahasia juga kalau buah mengandung gula, tetapi rendah protein sehingga bisa membuat nafsu makan tak terkendali. Kalau soal detoks, tubuh sebenarnya sudah memiliki hati dan organ lain yang melakukan tugas tersebut, jadi puasa jus tidak diperlukan.


Saran ngawur 4: Pelan-pelan saja


Tidak jarang, kita mendengar saran untuk pelan-pelan saja dalam menurunkan berat badan. Dengan begitu, makin tinggi kemungkinan berat badan akan turun secara signifikan. Selain itu, terburu-buru menurunkan berat badan diduga bisa menyebabkan kenaikan berat badan di masa depan.


Benarkah begitu? Berbagai riset mencatat bahwa cepat menurunkan berat badan tidak meningkatkan risiko rebound berat badan. Malah, cepat-cepat menurunkan berat badan bisa bermanfaat untuk program diet jangka panjang, lo. 


Sebuah studi di AS pada tahun 2010 membuktikan hal tersebut. Mereka yang menurunkan berat badan secara cepat pada bulan pertama lima kali lebih mungkin menurunkan 10 persen berat badan dalam waktu 18 bulan, dibanding mereka yang pelan-pelan saja menurunkan berat badan.


Perlu dicatat, metode menurunkan berat badan tidaklah sama. Menekan konsumsi kalori berlebihan memang bisa menurunkan berat badan kilat. Namun, ini tidak berkelanjutan dan tak sehat. Jadi, sesuaikan programnya terlebih dulu agar berat badan bisa turun dengan cepat dan bertahan dalam jangka panjang.


Saran ngawur 5: Fokus ke olahraga kardio saja


Olahraga kardiovaskular terkenal karena manfaat kesehatannya. Selain meredakan stres dan menyehatkan kardiovaskular, olahraga ini amat berguna untuk kesehatan tubuh. Kendati begitu, kalau untuk menurunkan berat badan, ini bukanlah program yang tepat.


Menurut Healthline, respons penurunan berat badan terhadap olahraga kardiovaskular tergantung dari individu. Tak jarang, berbagai studi mencatat bahwa ada yang berat badannya turun setelah olahraga kardio, dan ada pula yang justru mengalami kenaikan timbangan.


Ini bukan berarti olahraga kardiovaskular tak berguna, ya. Kalau ingin merasakan hasilnya, berbagai mencatat bahwa kombinasi latihan otot dan kardio adalah yang terbaik untuk menurunkan berat badan sambil menjaga massa otot.


Saran ngawur 6: Hindari makanan dengan lemak alami


Saat dengar "lemak", kita teringat akan dampak negatifnya. Padahal, tak semua lemak buruk untuk kesehatan. Memiliki kalori dua kali lebih banyak dibanding protein dan karbohidrat, lemak bisa membuat seseorang kenyang lebih lama.


Makanan yang kaya akan lemak alami, seperti alpukat dan kacang-kacangan, sebenarnya bisa membantu penurunan berat badan. Sebuah penelitian di AS pada 2015 mencatat bahwa diet rendah lemak justru sering dianggap tak ampuh dalam menurunkan berat badan.


Sebaliknya, diet rendah lemak untuk menurunkan berat badan bisa jadi bumerang karena sering kali produk rendah lemak memiliki gula. Produk ternak berlemak sebenarnya memiliki lemak asam linoleat terkonjugasi (CLA), dan kalau kamu sering dengar, CLA bisa menurunkan lemak tubuh bagian bawah dan mencegah diabetes.


Perlu dicatat, apa pun yang berlebihan tidaklah baik untuk kesehatan, termasuk lemak alami, dan berakibat berat badan tak kunjung turun.


Saran ngawur 7: Makan tiap 2 atau 3 jam


Sering dengar saran kalau lebih baik mengonsumsi makanan porsi kecil sehari-hari untuk menjaga metabolisme? Ini sebenarnya mitos. Banyak studi yang menemukan bahwa mengonsumsi makanan porsi kecil tidak menurunkan berat badan, dibanding makan kurang dari tiga kali sehari.


Sebuah studi lampau pada 1991 di Belanda menguji klaim ini. Dua kelompok diberikan kalori berjumlah sama dalam dua makanan porsi besar atau yang terbagi dalam 7 makanan porsi kecil. Hasilnya? Pembakaran kalori sama saja.


Jadi, boleh dong makan dalam porsi kecil? Masalahnya, jika kita mengonsumsi makanan dalam porsi kecil berkali-kali dalam sehari, yakin bisa mengontrol diri? Tak jarang, kita malah akhirnya mengonsumsi lebih banyak kalori tanpa sadar, lo.


Saran ngawur 8: Fokus ke asupan kalori saja


Mengurangi kalori memang penting untuk menurunkan berat badan. Meski begitu, jenis makanan apa yang dikonsumsi atau dihindari memiliki peran dalam mengendalikan nafsu makan dan hormon, tak kalah penting dibanding menekan kalori saja.


Hal penting yang juga harus diingat adalah tidak mudah menghitung kalori yang dikonsumsi. Tidak jarang, kita mencoba menghitung kalori yang dikonsumsi dan tetap meleset jauh. Apalagi, kalori yang terpampang di label makanan juga sering kali tidak benar. 


Berbagai riset mencatat bahwa kalori lebih baik didapatkan dari hidangan tinggi protein. Dengan begitu, perubahan hormon membuat tubuh lebih lama kenyang dan tak mudah lapar. Selain itu, protein memiliki efek termal lebih tinggi dibanding karbohidrat dan lemak, atau membakar lebih banyak kalori saat atau setelah dicerna.


Selain itu, alangkah baiknya untuk menghindari asupan kalori. Berbagai studi mencatat bahwa asupan kalori turun secara alami saat berhenti mengonsumsi karbohidrat. Malah, penurunan berat badan lebih terlihat di diet rendah karbohidrat, dibanding rendah lemak.


Itulah berbagai "saran" yang seharusnya dihindari selama menurunkan berat badan. Cukup masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan, lalu carilah saran dari ahlinya agar berat badan bisa turun secara berkelanjutan dan dalam jangka panjang.


 Sumber...IDN Times